Legenda Ganda Campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir
3 mins read

Legenda Ganda Campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir adalah salah satu pasangan ganda campuran terbaik dalam sejarah bulutangkis Indonesia. Karir mereka diwarnai dengan berbagai pencapaian gemilang di tingkat dunia, menjadikan mereka sebagai ikon dan legenda di cabang olahraga bulutangkis, khususnya dalam nomor ganda campuran.

Baca Juga : Legenda Ganda Putra Indonesia Ricky Subagja dan Rexy Mainaky

Awal Karier dan Perjalanan Menuju Puncak

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir dipasangkan oleh pelatih Richard Mainaky pada tahun 2010. Saat itu, Liliyana sudah cukup berpengalaman di kancah internasional, setelah sebelumnya berpasangan dengan Nova Widianto. Bersama Nova, Liliyana sudah meraih berbagai gelar juara dunia dan medali perak Olimpiade 2008. Sementara itu, Tontowi merupakan pemain muda yang potensial tetapi belum memiliki pengalaman yang sama seperti Liliyana.

Kombinasi Tontowi yang memiliki power dan kelincahan dengan pengalaman serta kecerdasan bermain Liliyana ternyata menjadi formula yang sempurna. Dalam waktu singkat, pasangan ini mulai menunjukkan dominasi mereka di kancah internasional.

Puncak Karir: Olimpiade Rio 2016

Puncak prestasi mereka terjadi di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, di mana Tontowi dan Liliyana berhasil meraih medali emas di nomor ganda campuran. Kemenangan ini sangat emosional, mengingat Indonesia selalu mengharapkan medali emas di ajang Olimpiade. Pasangan ini mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, di final dengan straight set, 21-14, 21-12.

Prestasi tersebut tidak hanya mengakhiri penantian Indonesia untuk medali emas bulutangkis setelah Olimpiade 2008, tetapi juga menandai medali emas pertama Indonesia di nomor ganda campuran sepanjang sejarah Olimpiade.

Prestasi Lain yang Tak Kalah Gemilang

Selain medali emas Olimpiade, Tontowi/Liliyana juga meraih berbagai gelar juara di turnamen bergengsi lainnya. Beberapa di antaranya adalah:

  • Juara Dunia BWF (2013 dan 2017)
  • All England (tiga kali berturut-turut, 2012, 2013, 2014) – Prestasi ini sangat spesial, mengingat All England adalah salah satu turnamen bulutangkis tertua dan paling prestisius di dunia.
  • Juara Asian Games 2014 (medali perak)
  • Juara berbagai turnamen Super Series dan Premier

Konsistensi dan determinasi mereka membuat mereka selalu berada di jajaran elit ganda campuran dunia selama bertahun-tahun. Mereka terkenal dengan permainan yang cerdas, kerja sama yang solid, serta mental juara yang kuat dalam setiap pertandingan penting.

Pensiun dan Warisan

Liliyana Natsir memutuskan pensiun dari dunia bulutangkis pada Januari 2019, setelah lebih dari satu dekade berkarir. Sebuah acara penghormatan digelar di Istora Senayan, Jakarta, saat Indonesia Masters 2019, untuk mengenang perjalanan kariernya yang luar biasa. Di sisi lain, Tontowi Ahmad melanjutkan karirnya untuk beberapa waktu sebelum akhirnya pensiun pada Mei 2020.

Setelah pensiun, keduanya tetap aktif dalam dunia bulutangkis, dengan berbagai kegiatan seperti coaching clinic, menjadi komentator, hingga inspirasi bagi generasi muda atlet bulutangkis Indonesia. Warisan mereka sebagai salah satu pasangan ganda campuran terbaik akan selalu dikenang, dan prestasi mereka di Olimpiade 2016 menjadi salah satu momen yang tak terlupakan dalam sejarah olahraga Indonesia.

Penutup

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir adalah simbol kegigihan, kerja keras, dan dedikasi dalam dunia bulutangkis. Keberhasilan mereka tidak hanya membawa kebanggaan bagi Indonesia tetapi juga menegaskan bahwa dengan kerjasama tim, fokus, dan determinasi, segala pencapaian besar bisa diraih. Mereka adalah inspirasi bagi atlet muda di seluruh Indonesia, dan kisah sukses mereka akan selalu menjadi motivasi bagi generasi bulutangkis selanjutnya.